Rabu, 08 September 2010


Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini.

# Penyebab Penyakit (TBC)

Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit TBCpada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP).
# Cara Penularan Penyakit TBC

Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang paling banyak adalah organ paru.

Masuknya Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak sebagai tuberkel pada pemeriksaan X-ray atau photo rontgen.

Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC.

Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Hal ini juga tentunya mendapat pengaruh besar dari daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

# Gejala Penyakit TBC

Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru.

1. Gejala umum (Sistemik)
- Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
- Penurunan nafsu makan dan berat badan.
- Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
- Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus (Khas)
- Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak.
- Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
- Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
- Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

# Penegakan Diagnosis pada TBC

Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain :

- Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
- Pemeriksaan fisik secara langsung.
- Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
- Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
- Rontgen dada (thorax photo).
- dan Uji tuberkulin.

# Pengobatan Penyakit TBC

Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.

Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'.

Kanker Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, Hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria. Dari seluruh penjuru dunia, penyakir kanker payudara (Breast Cancer/Carcinoma mammae) diberitakan sebagai salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomer lima (5) setelah ; kaker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus.

# Penyebab Penyakit Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun beberapa faktor kemungkinannya adalah :

1. Usia, Penyakit kanker payudara meningkat pada usia remaja keatas.

2. Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sagat mungkin sebagai resiko. Jika ibu atau saudara wanita mengidap penyakit kanker payudara, maka anda kemungkinan memiliki resiko kanker payudara 2 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya tidak ada penderita satupun.

3. Pemakaian obat-obatan, Misalnya seorang wanita yang menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement therapy (HRT)} seperti Hormon eksogen akan bisa menyebabkan peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara.

4. Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker payudara adalah; tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak.

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyakit kanker payudara meningkat pada orang yang sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa) dan juga bagi wanita yang sebelumnya mengalami menstruasi dibawah usia 11 tahun.

# Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Payudara

Bagi anda yang merasakan adanya benjolan aneh disekitar jaringan payudara atau bahkan salah satu payudara tampak lebih besar, Sebaiknya cepat berkonsultasi kepada dokter. Benjolan ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, mulai dari ukuran kecil yang kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit. Beberapa kasus terjadi perubahan kulit payudara sekitar benjolan atau perubahan pada putingnya.


Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat ditekan. Jika dirasakan nyeri pada payudara dan puting susu yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera memeriksakan diri kedokter. Puting susu yang mengkerut kedalam, yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan bahkan adanya oedema (bengkak) sekitar puting merupakan salah satu tanda kuat adanya kanker payudara. Hal lain adalah seringnya keluar cairan dari puting susu ketika tidak lagi menyusui bayi anda.

# Diagnosa Penyakit Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara dapat diketahui dengan pasti dengan cara pengambilan sample jaringan sel payudara yang mengalami pembenjolan (tindakan biopsi). Dengan cara ini akan diketahui jenis pertumbuhan sel yang dialami, apakah bersifat tumor jinak atau tumor ganas (kanker).

# Type Penyakit Kanker Payudara

Melalui pemeriksaan yang di sebut dengan mammograms, maka type kanker payudara ini dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu :


1. Kanker payudara non invasive, kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan puting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut 'ductal carcinoma in situ' (DCIS), yang mana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu.

2. Kanker payudara invasive, kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa dan lainnya melalui peredaran darah.

# Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kanker Payudara

Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya.

1. Pembedahan, Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;

- Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.
- Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
- Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

2. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

4. Chemotherapy, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

5. Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel cancernya.

# Pencegahan Penyakit Kanker Payudara

Bagi anda yang merasakan ada hal yang tampak berbeda pada payudara, segeralah memeriksakannya ke dokter jangan sampai terlambat. Misalnya adanya pembesaran sebelah, adanya benjolan disekitar payudara, nyeri terus menerus pada puting susu dan sebagainya seperti pada keterangan tanda dan gejala payudara diatas.

Tindakan lain yang bisa anda lakukan adalah Hindari kegemukan, Kurangi makan lemak, Usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, Olahraga secara teratur, dan Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.
Penyakit Malaria

Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.

Ada empat type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan Plasmodium malariae.

# Tanda dan Gejala Penyakit malaria

Masa tunas / inkubasi penyakit ini dapat beberapa hari sampai beberapa bulan yang kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam, menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, tampak pucat / anemis, hati serta limpa membesar, air kencing tampak keruh / pekat karena mengandung Hemoglobin (Hemoglobinuria), terasa geli pada kulit dan mengalami kekejangan.

Namun demikian, tanda yang klasik ditampakkan adalah adanya perasaan tiba-tiba kedinginan yang diikuti dengan kekakuan dan kemudian munculnya demam dan banyak berkeringat setelah 4 sampai 6 jam kemudian, hal ini berlangsung tiap dua hari. Diantara masa tersebut, mungkin penderita merasa sehat seperti sediakala. Pada usia anak-anak serangan malaria dapat menimbulkan gejala aneh, misalnya menunjukkan gerakan / postur tubuh yang abnormal sebagai akibat tekanan rongga otak. Bahkan lebih serius lagi dapat menyebabkan kerusakan otak.

# Penggolongan Manifestasi Penyakit Malaria

Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :
- Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan demam muncul setiap hari ketiga.
- Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.
- Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak.
- Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

# Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria

Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh Tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium (khususnya pemeriksaan darah) untuk memastikan penyebabnya dan diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.

# Pengobatan Penyakit Malaria

Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.

Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.

# Pencegahan Penyakit Malaria

Pencegahan penyakit malaria dapat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk, atau upaya pencegahan dengan pemberian obat Chloroquine bila mengunjungi daerah endemik malaria.
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine.

Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialamai mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

A. Penyebab Gagal Ginjal

Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :

* Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)
* Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
* Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
* Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
* Menderita penyakit kanker (cancer)
* Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu sendiri (polycystic kidney disease)
* Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.


Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak ( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC), Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.

Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana funngsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.

B. Tanda dan Gejala Penyakit Gagal Ginjal

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel Darah Putih / Lekosit, Bakteri.

Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

C. Penentuan Diagnosa Gagal Ginjal

Seorang Dokter setelah menanyakan riwayat kesehatan penderita dan tanda serta gejala yang timbul, untuk menentukan adanya/terjadinya kegagalan fungsi ginjal maka Beliau akan melakukan pemeriksaan fisik yang difokuskan pada kemungkinan pembesaran organ ginjal atau pembengkakan sekitar ginjal. Apabila dicurigai terjadinya kerusakan fungsi ginjal, maka penderita akan dikonsultasikan kepada seorang ahli ginjal (Nephrologist).

Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium baik darah ataupun urine guna melihat kadar elektrolit sodium dan potassium/kalium. Pada kasus-kasus tertentu tim medis mungkin melakukan pemasangan selang kateter kedalam kantong urine (bladder) untuk mengeluarkan urine. Bila diperlukan, Tim medis akan menyarankan pemeriksaan pengambilan gambar struktur ginjal dengan metode Ultrasound, Computed tomography (CT) scans atau dengan cara Magnetic Resonance Imaging (MRI) scans. Bahkan ada kemungkinan dilakukannya tindakan biopsy, yaitu pengambilan contoh (sample) jaringan ginjal.

D. Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal

Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.

Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.

E. Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal

Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik. Semoga artikel ini berguna bagi Anda yang membutuhkan, Terima kasih.
Penyakit AIDS

Kali ini saya akan mencoba membahas mengenai pengertian penyakit AIDS, penyebab penyakit AIDS, Pola atau cara penularan penyakit AIDS serta penanganan dan pengobatan yang diberikan kepada penderita penyakit HIV+ atau AIDS.

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.

Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.

# Cara Penularan virus HIV AIDS
1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.

2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb

3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.

4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.

Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).

# Tanda dan Gejala Penyakit AIDS
Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.

Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah seperti dibawah ini :

1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.

2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.

3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.

4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.

5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.

6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

# Penanganan dan Pengobatan Penyakit AIDS
Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.

Kita semua diharapkan untuk tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.

Informasi Penyakit dan Pengobatannya pada 03.09
19 Komentar:

*

apabila hubungan dengan satu pasangan akn terkena penyakit hiv

Oleh Anonymous Anonim, Pada 26 Februari 2008 18.16
*

umur saya 21 tahun, saya sering melakukan sex tidak dengan pasangan, dan ini sudah saya lakukan dari saya SMA,karena pergaulan yg salah
dan bahkan saya sering "jajan" sembarangan apabila saya tidak tahan,bahkan saya tidak pernh mengunakan pengaman, setelah brapa tahun dari saya SMA dan sampai saat ini,saya sering mudah terserang penyakit,dari flu,demam, dan saat ini saya mengalami penyakit kulit herpes simplex
yg ingin saya tanyakan apa kah saya positif Hiv/aids ?
dan dimna kah saya bisa cek kondisi saya (rumh sakit)
soalnya kata tmn saya, klo cek untuk memeriksa ke rumah sakit itu mahal, dan saya juga agak malu
karena takut ternyata saya positif hiv/aids, dan saya saat ini selalu di hantui akan kebodohan saya
dan penyakit herpes ini di badan saya ini semakin menjadi2,karena saya malu untuk berobat

tolong info lengkap dimna saya bisa cek tentang hiv/aids soalnya domisili saya di kalimantan
kirim ke email saya di

kenet_amang@yahoo.co.id

Oleh Anonymous Anonim, Pada 8 Februari 2009 22.13
*

umur saya 19 tahun
saya sering berhubungan badan sesama jenis.
tp klu saya melakukan hubungan badan saya tdk pernah pake pengaman.
SAYA klu kencing selalu pedih n melulu mengeluarkan NAnah???
saya mau tanya???gimana ya cara pengobatannya?saya merasa malu klu peRobat ke Rumah sakit.

tolong info lengkap secepatnya.
kirim ke email saya???

Co_gHoiLL_MuAch@yahoo.co.id

Oleh Anonymous Anonim, Pada 15 Februari 2009 10.46
*

umur saya 17 tahun
saya laki2
sekitar 2 atau 3 bulan yg lalu saya melakukan oral sex dengan pacar lelaki saya(gay. saya tau kalau dia sudah ga perjaka(perna sex ma org lain sebelumnya) tapi saya hanya melakukan itu sekali. dan saya ga perna ngelakuin itu lagi semenjak kejadian itu.saya kapok.. akhir2 ini saya merasa kalau tubuh saya ga fit. saya sering lemes. apakah saya terkena penyakit HIV/AIDS??

tolong kirim jawaban nya ke amail saya
joe_alberto1991@yahoo.com

thq

Oleh Anonymous Anonim, Pada 14 April 2009 19.46
*

Nama saya jody..
Umur sya 17..Saya pngin tanya..Kalo orank ingn mlakukan sex..Tapi gak brani..Jd dy hanya mlakukan'y sndri..Mksd sya dy mlakukan sprti mngluarkan spermanya sndri msalnya dngan sabun..Dngan mengusap2kan sbun itw ke kelamin'y..Apa jika sring mlakukan itw bsa kna HIV?..Tolong jwban'y dkrim lwat email sya adri_heart@yahoo.Co.Id

Oleh Anonymous Anonim, Pada 4 Juli 2009 23.33
*

klo untuk kencing nanah dan sakit pas kencing itu namanya gonorhea. cara berobatnya gak terlalu sulit,ke dokter umum juga bisa. asal dokter umumnya bisa ngasih resep. nti akan dikasih resep kanamisin. nah kanamisin itu akan disuntikkan ke kedua otot pantat. plus sm minum antibiotik terapinya. cukup sekali suntik n seminggu minum anti biotik udah sembuh kok.

sejauh ini memang test HIV tu mahal. klo gak salah paling murah 200rb. setau gw klo cm masturbasi sendiri gak akan terkena HIV. nah klo herpes tu kayaknya harus segera diobatin. ke poliklinik kulit dan kelamin aja. disitu lebih rahasia krn dokternya gak hanya nanganin kelamin tapi jg nanganin jerawat dan kulit. d org gak akan curiga bngt.

Oleh Anonymous Anonim, Pada 14 Juli 2009 10.48
*

nm sy chocky 17 lama ini saya udah gak pnya psangan tapi saya ingin melakukan hubungan intim tapi saya gak pnya psangan jadi saya melakukan nya sndiri dengn cara menggosokan kelamin saya sampai keluar sperma nya apakah saya akan trkena penyakat HIV/AIDS?

Oleh Anonymous Anonim, Pada 4 Agustus 2009 13.03
*

Saya seorg cewk berusia 18 thun, saya sudah sering melakukan free sexs dng be2rpa pasangan saya. Saya putus asa ketika ortu saya bercerai dan akhirnya melkukan hal diluar kemauan saya yaitu free sexs... sebenarnya saya tidak inginkan ini tetapi saya tergiur karna ingin mencoba,,,, kira2 saya sudah 20 kli melakukannya tanpa memakai alat pengaman,apakah itu sudah bisa membuat saya terjangkit?
Apakah benar saya sudah mempunyai harapan kecil untuk hidup karna setelah berhubungan saya belum tes apakah saya terinfeksi atau tidak.
Tolong apa bila ada informasi atau anjuran buat saya hubungi saya lewat e-mail saya, nidiamia@gmail.com,,, saya benar2 perlu bantuan.

Oleh Anonymous Anonim, Pada 3 Oktober 2009 20.14
*

Tks infonya.. serba serbi HIV dan solusinya bisa ditemukan di www.hydroxygenplus.blogspot.com.

Oleh Anonymous Hendro, Pada 19 November 2009 11.48
*

Hallo..
Saya belum tau ada penyakit HIV atau tidak...tapi yg jelas saya baru tau minggu ini kalau suami saya terkena HIV posif...dan semua gejala2 yg suami saya alami itu benar seperti yg saudra/saudari tulis...dan berat badan suami saya sudah sangat lemah...apakah yg harus saya lakukan untuk saya sendiri dan anak2 saya kedepan na..
terimakasih..

Oleh Anonymous Anonim, Pada 19 Desember 2009 15.58
*

umur aq 17thn
aku sering melakukan seks dengan sesama jenis,terakhir aku melakukannya akhir bulan november, setelah itu saya sering buang air besar terus, n kalu makan kebanyakan sering mau muntah.n kepala saya sering mengalami pusing2....? apa saya terkena hiv....?

Oleh Blogger ian, Pada 28 Desember 2009 15.50
*

lanjutan kirim ke email saya ya
co_baik@yahoo.com

Oleh Blogger ian, Pada 28 Desember 2009 15.55
*

Pengobatan
kami ingin mencoba untuk mengobati penderita penyakit AID/HIV.Karna kami yakin tidak ada penyakit yang tidak bisa diobati. Itu semua karna kesalahan manusia itu sendiri dan penyakit timbul karana beban pikiran.
hub. kami Di HP. 081357300595

Oleh Anonymous Anonim, Pada 15 Januari 2010 09.18
*

Misalkan Berciuman sama orang yang tekena HIV Kira2 Menular gak ya?
tapi penderita HIV Tersebut memiliki Penyakit Sariawan......
mohon pencerahannya

Oleh Anonymous thelewdangel.com, Pada 18 Januari 2010 17.19
*

MENURUT SAYA, OBAT HIV AIDS SUDAH DI TEMUKAN.

TAPI APA DAMPAK NYA JIKA SERUM ATAU FAKSIN ITU DI PUBLIKASIKAN KE DUNIA??

TENTU NYA SEMAKIN BANYAK MANUSIA YANG MELAKUKAN FREE SEX ( SESEMA JENIS)
MAKA AKAN BANYAK KERUSAKAN DI MUKA BUMI.

WALA TAKRABUL ZINA.

Oleh Anonymous Anonim, Pada 21 April 2010 20.07
*

umur saya 18 thn.. seminggu yg lalu saya melakukan hubungan sexs dengan seorang wanita malam dan saya pun tidak memakai KONDON..
dan setelah 3 hari kemudian pas saya kencing mulai terasa sakit dan ke esokkan nya ketika saya lihat celana dalam saya, saya melihat ada cairan kuning yg keluar dari penis saya..
dan saya udh 3 hari mengalami penyakit ini

saya mau tanya apa nama penyakit yg saya alami ini.. dan bagai mana cara penyembuhan nya ??
apakan ada obat nya ??

tolong bantu saya,, saya takut banget..

Tolong apa bila ada informasi atau anjuran buat saya hubungi saya lewat e-mail saya,cendrawan123@yahoo.com , saya benar2 perlu bantuan.

Oleh Anonymous Anonim, Pada 17 Juni 2010 18.00
*

umur saya 19 tahun
saya sering kali melakukan matsubis, saya melakukan itu sendiri, dan badan saya sering lemas di penis saya keluar bintik-bintik kecil dan adakah obatnya.. tolong kirim ke e-mail saya cocooan@live.com

Oleh Anonymous Anonim, Pada 26 Juni 2010 18.51
*

sya usia 16 thn...
aya sudh 5x hubngn dgn seks yg brbda..sya tkut krna beberapa hri nie sya mrsakn gjla sprti yg sya bca akhr2 nie.. sya ingin brobt tpi tkut n mlu krna posi2 sya adlh seoran pljr..sya jg bnr2 ingin tau dmn t4 yg amana untuk sya yg bza mnjga privasi pasiennya..n tntunya sya mnginginkn t4 yg murh sesuai kmampuan sya..sya mhon kcih solusi bwt sya untuk bza brubh k jln yg bnr..sya ingin brubh menghilngkn kbiasaan itu..

Oleh Anonymous Anonim, Pada 3 Agustus 2010 15.51
*

umur saya 25
saya pernah melakukan hubg bebas tanpa pelindung dengan 4 kali dan hanya berciuman 5 kali saja dengan pria.dulu saya sering donor darah tapi tidak pernah ada masalah tapi sekarang saya tidak pernah donor lagi karena HB saya selalu tidak mencukupi katanya petugas cuma 11,jadi saya selalu ditolak dan saya sekarang sering mengalami kesemutan/nyeri pada telapak tangan atau kaki.dan saya juga sering mengalami infeksi pada vagina saya tapi bisa disembuhkan
oleh karena itu mohon petunjuknya apakah saya terkena penyakit aids/tidak.dan dimana saya bisa cek/mengetahuinya karena kalau dirumah sakit saya malu.saya mohon petunjuknya.balas d e-mail saya,rafelia.berliana@gmail.com
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane atau selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai organisme seperti virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.

Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Hal ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan therapy sesuai penyebabnya.

# Penyebab Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang, jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis diantaranya :
1. Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Bakteri ini yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

2. Neisseria meningitidis (meningococcus).
Bakteri ini merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Streptococcus pneumoniae, Meningitis terjadi akibat adanya infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk kedalam peredaran darah.

3. Haemophilus influenzae (haemophilus).
Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebabnya infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

4. Listeria monocytogenes (listeria).
Ini merupakan salah satu jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan meningitis. Bakteri ini dapat ditemukan dibanyak tempat, dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog dan daging sandwich yang mana bakteri ini berasal dari hewan lokal (peliharaan).

5. Bakteri lainnya yang juga dapat menyebabkan meningitis adalah Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

# Tanda dan Gejala Penyakit Meningitis

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis diatas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

# Penanganan dan Pengobatan Penyakit Meningitis

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita dibawa kerumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi test darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan pemeriksaan X-ray (rontgen) paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit. Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak).

Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara Infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari resiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

Adapun beberapa antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter pada kasus meningitis yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis antara lain Cephalosporin (ceftriaxone atau cefotaxime). Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes akan diberikan Ampicillin, Vancomycin dan Carbapenem (meropenem), Chloramphenicol atau Ceftriaxone.

Treatment atau therapy lainnya adalah yang mengarah kepada gejala yang timbul, misalnya sakit kepala dan demam (paracetamol), shock dan kejang (diazepam) dan lain sebagainya.

# Pencegahan Tertularnya Penyakit Meningitis

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

Pemberian Imunisasi vaksin (vaccine) Meningitis merupakan tindakan yang tepat terutama didaerah yang diketahui rentan terkena wabah meningitis, adapun vaccine yang telah dikenal sebagai pencegahan terhadap meningitis diantaranya adalah ;
- Haemophilus influenzae type b (Hib)
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7)
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPV)
- Meningococcal conjugate vaccine (MCV4)

Informasi Penyakit dan Pengobatannya pada 04.25
5 Komentar:

*

teman saya memiliki penyakit meningitis..
sekitar 6 bulan yg lalu..dy divonis terkena meningitis dlm tingkat yg lbih parah [lupa namanya]..
katanya antibiotik hanya berfungsi mencegah perambatan..tetapi tidak menyembuhkan..
setau dy..penyakitnya dapat disembuhkan dengan vaksin..tetapi vaksin itu belum ada di indonesia..
biaya operasinya pun juga mahal..
apakah ada cara lain untuk menyembuhkan penyakit ini.?

Oleh Anonymous ckarobi, Pada 9 Oktober 2008 18.51
*

Meninginitis tingkat parah apa ya?
Meningitis yang disebabkan Bakteri pneumokokus adalah salah satu penyebab meningitis terparah.

Antibiotik diberikan untuk penyembuhan infeksi meningitis, dengan terbasminya bakteri maka secera otomatis tidak terjadi penyebaran atau perambatan.

Permasalahannya, mungkin teman Anda terlambat diketahui mengidap meningitisnya sehingga telah menyebabkan terjadi beberapa komplikasi akibat kerusakan syaraf otak.

Komplikasi inilah yang dikatakan sulit/memerlukan waktu lama dalam penyembuhannya. Misalnya penderita mengalami ganguan dalam pergerakan dan terjadi perubahan susunan tulang belakang. Kalau sudah demikian tentu saja hanya dengan jalan pembedahan perbaikan susunan tulang.

Vaksin adalah untuk pencegahan, jenis vaksin terbaru adalah Pneumococcal conjugate vaccine (PCV7) (merk dagang "Prevnar"). Vaksin ini dikatakan dapat mencegah terjadinya Meningitis pneumonia pada usia anak atau dewasa.

Oleh Blogger khomsah, Pada 10 Oktober 2008 16.40
*

saya mau nanya. klo penyakit ini bisa disembuhkan secara total tidak??? temen saya katanya terkena penyakit ini dikarenakan kurang tidur, stress dan kata dan kekurangan oksigen (menurut dokter) apakah memang bisa diakibatkan seperti itu? klo seperti itu apakah bisa sembuh total? terima kasih sebelumnya

Oleh Blogger KRIS NOOR, Pada 29 Mei 2010 21.51
*

rekan-rekan, teman saya ada yang penah terbantu sembuh.. kalau ada yang betul-betul perlu, bisa hubungi saya di 0813.5181.6725. Semoga nanti juga bisa membantu..

Oleh Blogger Noviandi, Pada 15 Juni 2010 22.58
*

aku jg punya problem mas, calon istriku ternyata mengidap meningitis.. dia uda berapa x menjalani perawatan, tp kadang2 mash sering kumat semacam sakit kepala atau demamnya kalo udah gitu Opname deh! tp sejauh ini sih blom ada keliatan gejala kerusakan pada saraf2 tertentu..apa ini gejala termasuk udah parah jg dan sudah susah penyembuhanya mas?? trus untuk aku sendiri, tolong sarannya mas..kalo meningistis merupakan penyakit menular dan cukup berbahaya, aku mesti gimana?? sedangkan sekedar untuk ciuman dan makan sepiring saja bisa tertular...tolong dblz mas!
Anak kena epilepsi?

Tak jarang banyak orangtua yang frustasi begitu mengetahui anak mereka mengidap epilepsi atau kita lazim menyebutnya ayan.

Bayangan kejang-kejang mendadak yang menakutkan dan masa depan suram langsung berkelebatan.
Meski tak ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan epilepsi, dengan bantuan pengobatan yang benar, sekitar 80% anak-anak yang mengidap penyakit ini mampu hidup normal.


"Kita tak punya obat untuk menyembuhkan epilepsi, dan malangnya terapi serangan mendadak praktis tak ada. Cuma ada cara bagaimana mengelola serangan itu," kata William R. Turk, MD, Kepala Divisi Neurology di Nemours Children's' Clinic, Jacksonville, Florida. "Tapi pada anak, tetap ada peluang. Jika orangtua dapat memberikan pengobatan tepat, serangan mendadak mungkin bisa dienyahkan."

Pandangan yang selama ini berkembang, epilepsi adalah sebuah penyakit turunan yang menular dan tidak bisa diobati. Ternyata hal ini dibantah oleh dua dokter anak yang merupakan pakar saraf anak FKUI/RSCM Jakarta, yakni Dr. Hardiono S Pusponegoro, Sp A dan Dr. Irawan Mangunatmadja, Sp A. Menurut kedua pakar tersebut, epilepsi bisa disembuhkan dengan total dan hanya 1% dari total penyandang epilepsi di Indonesia yang diturunkan secara genetika atau keturunan. Dan deteksi serta perawatan yang dini bagi penyandang epilepsi, terutama sejak balita sangat efektif menyembuhkannya dari penyakit epilepsi secara total.

Dr. Hardiono pernah memiliki pasien yang berobat padanya sejak kecil, dan sampai pasien itu SMA semua berjalan dengan baik karena ia tidak pernah kambuh di muka umum bahkan sangat jarang walaupun tidak di muka umum. Namun sayangnya ketika pasien itu memasuki kelas II SMU, ia harus bunuh diri karena tidak kuat menahan sanksi sosial dari masyarakat yang mengucilkkannya karena menganggap penyakit epilepsi yang diderita pasien tersebut menular dan semacam kutukan.

Hal ini tentunya sangat disayangkan oleh kedua dokter dan tidak sepatutnya terjadi. Oleh karena itu Anda harus mengubah cara pandang dan lebih aktif melakukan pendeteksian dini sejak balita agar epilepsi yang diderita balita Anda bisa diatasi dengan baik.

Salah satu cara yang paling ampuh adalah dengan memperhatikan gerakan-gerakan yang dilakukan balita Anda sejak lahir. Kalau saja balita Anda sering melakukan gerakan-gerakan yang aneh tanpa sebab dan berulang-ulang maka segera hubungi dokter anak Anda untuk menanyakannya. Kemudian perhatikan juga jika ia mulai sering terkejut (kaget) tanpa sebab yang jelas dan mengulangi sampai beberapa kali.

Penyebab epilepsi pada bayi masih sulit untuk dirumuskan para dokter dan lazim disebut idiopatik, namun yang pasti mereka tidak melihat kaitan yang jelas antara orangtua yang epilepsi dengan anak-anak mereka yang menyandang epilepsi juga seperti digembar-gemborkan saat ini. Selain itu juga sangat kecil jumlah penyandang epilepsi akibat keturunan. Maka sejak kini, jangan kucilkan siapapun yang menyandang epilepsi karena hal ini tidak ada bedanya dengan penyakit-penyakit yang lainnya. Apalagi jika ia anak Anda atau orang yang dekat di hati Anda.



"Epilepsi
Bisa Disembuhkan"





Sekitar 400.000 anak di AS mengidap epilepsi, dan mereka dapat mengendalikan serangan mendadak itu serta mampu hidup normal.
Lalu bagaimana jika anak kena serangan mendadak? Biasanya serangan ini berlangsung amat cepat, dan Anda tak punya cukup banyak waktu untuk berbuat sesuatu. Peristiwa kejang-kejang, dengan mulut mengeluarkan busa, seringkali menjadi momen yang mencekam bahkan menakutkan. Tapi sebagai orangtua, Anda harus sigap jika serangan itu sewaktu-waktu datang.



Bagaimana caranya?
<> Hindarkan anak dari benda-benda berbahaya yang berpotensi melukai dirinya
<> Kendorkan pakaian di area leher, termasuk ikat pinggang
<> Taruh bantal atau sesuatu yang lembut di bawah kepala
<> Baringkan dia menghadap ke satu sisi



Kapan saatnya memanggil ambulans?
<> Jika anak terluka selama mendapat serangan mendadak
<> Anak mungkin menelan air/cairan
<> Serangan berlangsung lebih lama dari lima menit


Hal yang tak boleh dilakukan selama anak mendapat serangan:

<> Meletakkan benda di mulutnya. Jika anak mungkin menggigit lidahnya selama serangan mendadak, menyisipkan benda di mulutnya kemungkinan tak banyak membantu. Anda malah mungkin tergigit, atau parahnya, tangan Anda malah mematahkan gigi si anak.
<> Mencoba membaringkan anak. Orang, bahkan anak-anak, secara ajaib memiliki kekuatan otot yang luar biasa selama mendapat serangan mendadak. Mencoba membaringkan si anak ke lantai bukan hal mudah dan tidak baik juga.
<> Berupaya menyadarkan si anak dengan bantuan pernapasan mulut ke mulut selama dia mendapat serangan mendadak, kecuali serangan itu berakhir. Jika serangan berakhir, segera berikan alat bantu pernapasan dari mulut ke mulut jika si anak tak bernapas.

<> Hal yang tak boleh dilupakan adalah: Selalu menuliskan nomer-nomer darurat, seperti rumah sakit atau dokter, di tempat yang mudah dijangkau. Jika si anak mendapat serangan mendadak dan butuh pertolongan segera, Anda tak kalang kabut lagi mencarinya...
Penyakit epilepsi ada beberapa jenis. Tidak semua jenis sama obatnya. Maka perlu tahu dulu, pertama apa betul epilepsi. Selain dari riwayat serangan, dipastikan dengan pemeriksaan EEG (elektroencephalography). Dari sana akan muncul jenis epilepsinya.

Epilepsi Bukan Penyakit Menular Secara umum masyarakat di Indonesia salah mengartikan penyakit epilepsi. Akibatnya, penderita epilepsi sering dikucilkan. Padahal, epilepsi bukan termasuk penyakit menular, bukan penyakit jiwa, bukan penyakit yang diakibatkan "ilmu klenik", dan bukan penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Definisi Epilepsi yang benar adalah lepas muatan listrik yang berlebihan dan mendadak, sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dalam/dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuh terganggu.

Penyebab Epilepsi antara lain: faktor genetik/turunan (meski relatif kecil antara 5-10 persen), kelainan pada menjelang-sesudah persalinan, cedera kepala, radang selaput otak, tumor otak, kelainan pembuluh darah otak, adanya genangan darah/nanah di otak, atau pernah mengalami operasi otak. Selain itu, setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak dapat pula menyebabkan kejang. Bisa akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, hipoksia (kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan elektrolit, gangguan metabolisme, gangguan peredarah darah, keracunan, alergi dan cacat bawaan.

Jenis Epilepsi meliputi, epilepsi tonik klonik (grandmal), epilepsi absans (petit mal), epilepsi parsial sederhana, epilepsi parsial komplek, epilepsi atonik, dan epilepsi mioklonik.

Cara Menanggulangi jika kebetulan menemukan penderita epilepsi yang tengah "kumat", jangan sekali-kali memasukkan/meletakkan sesuatu ke dalam mulut korban, Jangan memaksa membuka gigi, jangan menahan gerakan saat klonik (kejang). Biarkan penderita sadar sendiri, tapi terlebih dahulu lindungi kepalanya dengan bantal. Setelah sadar, miringkan tubuhnya dan bantu memulihkan pernafasan. Lalu jangan diberi minum lebih dahulu, karena amat berbahaya bisa tersedak. Untuk pengobatannya serahkan pada dokter spesialis. Lalu minum obat secara teratur (tidak boleh lupa), kemudian hindari kelelahan, kemalaman, kedinginan, kecemasan, dan kelaparan. "Jika semua itu dilakukan sesuai 'aturan main', dipastikan penderita epilepsi bisa sembuh, hidup dan berkembang seperti anak yang normal,"


Mengobati epilepsi

Sementara itu, ahli bedah saraf dari Universitas Diponegoro Zainal Muttaqin kepada Media mengatakan, tindakan bedah saraf juga dapat dilakukan untuk mengobati penyakit epilepsi.

Menurut Zainal, besarnya jumlah penyandang epilepsi di Indonesia belum diimbangi dengan penanganan menyeluruh. Penyandang epilepsi berkisar 1% dari total jumlah penduduk, atau sebanyak 2 juta jiwa. Sebanyak 70% di antaranya dapat disembuhkan dengan menggunakan pengobatan secara teratur. Sementara 30% belum mampu diobati dengan mengonsumsi obat.

"Sebenarnya 30% penyandang epilepsi bisa dibantu melalui operasi bedah saraf, dengan tingkat keberhasilan 90%," tuturnya. Masih menurutnya, bila pengidap epilepsi sedang kejang, maka sejumlah sel sarafnya mengalami kerusakan.

Dalam kondisi kejang, kata dia, penyandang epilepsi menahan napas yang menyebabkan otak kekurangan oksigen. Hal itu mengakibatkan 50 sel dari 10 miliar sel saraf mati. Dikhawatirkan, bila kejang berlangsung dalam frekuensi sering, maka jumlah sel yang rusak semakin terakumulasi.

Bedah saraf bagi penyakit epilepsi telah dimulai sejak 15 tahun lalu di negara maju. Terutama epilepsi yang diakibatkan gangguan pada otak samping atau lobus temporalis, dikenal dengan epilepsi psikomotorik. Di Jepang saja, setidaknya 150 operasi dilakukan setiap tahunnya. Sementara itu, di Indonesia baru dimulai sekitar 1999.


Penyakit epilepsi merupakan manifestasi klinis berupa muatan listrik yang berlebihan di sel-sel neuron otak berupa serangan kejang berulang.

Penyebab epilepsi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu epilepsi idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) dan epilepsi simtomatik (peyebab diketahui, misalnya tumor otak, pasca trauma otak). Pengaruh faktor genetik atau herediter memang ada tetapi kecil, biasanya termasuk pada yang idiopatik.

Jenis serangan kejang pada epilepsi sangat bermacam-macam, secara garis besar dibagi menjadi kejang parsial (lokal) dan kejang umum (general).

Untuk menegakkan diagnose epilepsi biasanya dokter akan melakukan wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisis maupun pemeriksaan penunjang seperti EEG, CTScan, MRI dll.

Pengobatan epilepsi adalah pengobatan jangka panjang. Penderita akan diberikan obat antikonvulsan untuk mengatasi kejang sesuai dengan jenis serangan. Penggunaan obat dalam waktu yang lama biasanya akan menyebabkan masalah dalam kepatuhan minum obat (compliance) seta beberapa efek samping yang mungkin timbul seperti pertumbuhan gusi, mengantuk, hiperaktif, sakit kepala, dll.

Penyembuhan akan terjadi pada 30-40% anak dengan epilepsi. Lama pengobatan tergantung jenis epilepsi dan etiologinya. Pada serangan ringan selama 2-3th sudah cukup, sedang yang berat pengobatan bisa lebih dari 5th. Penghentian pengobatan selalu harus dilakukan secara bertahap. Tindakan pembedahan sering dipertimbangkan bila pengobatan tidak memberikan efek sama sekali.

Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh terhadap kecerdasannya. Jika Anda terlambat mengatasi kejang pada anak, ada kemungkinan penyakit epilepsi, atau bahkan keterbalakangan mental. Keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini bisa berlangsung seumur hidupnya.

Jangan mudah percaya bahwa minum kopi bisa menghindari dari kejang atau step. Secara medis, menurut salah satu Dokter Anak di Jakarta, sebetulnya kopi tidak bergunauntuk mengatasi kejang. Kopi justrudapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan pada saat anak Anda mengalami kejang, yang akhirnya mengantarkan pada kematian.

MENCEGAH KEJANG

* Demam tinggi pada anak dapat diatas dengan cara memberi obat demam dengan penurun panas dan kompres dengan lap hangat (lebih kurang panasnya dengan suhu badan si kecil) selama kurang lebih 15 menit, bila mencapai 38.5 derajat celcius atau lebih

* Jangan melakukan pengkompresan dengan lap yang dingin, karena dapat menyebabkan korslet di otak (akan terjadi benturan kuat karena atara suhu panas tubuh si kecil dengan lap pres dingin)

* Kalau dinyatakan epilepsi, segera minum obat resep dokter secara teratur

* Sediakan obat anti kejang lewat dubur di rumah jika kejang membuat anak tidak mungkin meminum obat.
sedia selalu obat penurun panas di rumah seperti parasetamol.

Lidah Buaya Mengobati Epilepsi

Epilepsi sebenarnya merupakan gangguan pada sistem syaraf otak. Penyebabnya beragam. Salah satunya karena benturan,

Terapi awal yang bisa dilakukan di rumah, adalah dengan campuran daun lidah buaya dan es batu. Cari daun lidah buaya secukupnya. Haluskan, kemudian dimasukkan ke dalam panci. Beri es batu, ditambah sedikit garam. Selanjutnya campuran tadi, digunakan untuk mengompres kepala. Lakukan sehari satu kali, selama tujuh hari berturut-turut.

Jumat, 07 Mei 2010

APAKAH KAUM MUDA BERADA DI PERSIMPANGAN JALAN??? (REFLEKSI MEMAKNAI HARI KEBANGKITAN NASIONAL)

Kaum muda merupakan agent transformator dalam dinamika kehidupan suatu komunitas maupun suatu bangsa. Ketika suatu komunitas atau suatu bangsa ingin meroformulasi struktur dan sistim yang di anggap tidak koheren dan tidak bisa menjawab persoalan yang ada serta tuntutan kebutuhan masyarakat yang tinggi dan di desak oleh arus globalisasi yang akan menggilas kehidupan masyarakat maka yang menjadi ujung tombak maupun sebagai terminatornya adalah kaum muda.

Apabila kita memfeedback kembali berbagai kilasan peristiwa besar dunia yang menancapkan era auflarung di suatu bangsa tidak terlepas dari campur tangan para kaum muda, seperti munculnya revormasi industri di inggris dan prancis yang membuka babak baru dalam kehidupan dunia, serta lahirnya zaman revormasi di Indonesia yang sebelumnya berada dalam kungkungan dan bayangan- bayangan penindasan penguasa yang otoriter, dan membuka kebobrokan struktur dan sistem yang ada yang tidak mementingkan kehidupan rakyat, tetapi hanya untuk kepentingan koloni-koloni penguasa. Akibat dari keangkuhan seta ketamakan para penguasa mereka membuat rakyat menderita dan sengsara dan meninggalkan jejak- jejak yang naïf buat generasi- generasi berikutnya.

Kejayaan para pemuda pada masa lampau hanya menjadi mitos dan bacaan sejarah buat generasi sekarang. Tanpa di pungkiri bahwa kehidupan kaum muda sekarang tercondong ke arus kehidupan yang bersifat instant, hedonis, serta playstation yang tanpa di sadari akan menggilas dan mengikis kehidupan kaum muda itu sendiri. Fenomena- fenomena tersebut tidak hanya menimpa kaum muda metropolis tetapi sudah merebak dan terinfeksi kepada seluru kaum muda senusantara. Penggunaan narkoba , tawuran, dan mabuk- mabukan dan masih ada hal- hal yang lain sudah menjadi berita yang mubazir yang mudah sekali di temukan dan hamper setiap hari menghiasi media baik itu media elektonik maupun cetak. Dunia produk kampus dalam hal ini adalah para mahasiswa yang notabene merupakan kaum intelektual tidak perna terlepas dari persoalan tersebut, bahkan dalam beberapa masalah akhir-akhir ini yang menjadi provokatornya maupun sebagai pemicu persoalan adalah para mahasiswa.
Trendnya sex in the cost, sempitya wawasan serta rendanya budaya baca di kalangan produk kampus merupakan hal- hal yang mudah kita temukan di mana- mana.tetapi betapa ironisya para produk – produk kampus tidak menyadari hal ini. Padahal ini merupakan virus yang beredar dalam diri kaum muda dan siap menghancurkan “sel-sel yang berada dalam jiwa kaum muda”. Apabila hal ini tidak terantisipasi lebih awal maka lambat laun akan menjadi lisis dalam diri kaum muda. Alasan lain yang menyebabkan kedormanan kaum muda dewasa ini antara lain : Pendampingan kaum muda yang tidak relevan, serta tidak memberikan ruang dan waktu serta tempat bagi kaum muda untuk berdinamika,Sistem pendidikan yang berlangsung lebih cendrung membatasi kreativitas kaum muda serta masih terdapatnya generasi tua yang hendak mempertahankan status quo posisinya, sehingga menutup kesempatan bagi kaum muda untuk berperanan dan memperkembangkan diri.

Untuk merebutkan kembali puncak kejayaan kaum muda seperti generasi terdahulunya di butuhkan keterlibatan semua pihak dan membena kembali sistem yang suda ada. Hal ini dapat di lakukan dengan cara seperti :

1. Pengembangan pola pendidikan dan pembinaan kaum muada yang relevan terutama untuk pengembangan dinamika, potensi diri dan sikap kritis kaum muda.
2. Memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk berperan dan memperkembangkan diri di bawa bimbingan orang tua.
3. Memperkuat pengorganisasian kaum muda hingga dapat sepenunya mengembangan potensi diri dan kualitas kepemimpinan serta peningkatan wawasan dan minat baca.
4. Pemberian prioritas dan alokasi perhatian sarana, maupun dana bagi kaum muda untuk berproses dengan baik.

Apabila han ini di perhatikan dan diatasi serta ditata sedemikian rupa dan melibatkan semua pihak baik untuk menjalankanya dalam hal ini adalah kaum muda itu sendiri maupun sebagai penggontrol dalam hal in I adalah orang tua, maka kaum muda akan kembali ke exisanya dan glora perjuangan untuk menegakan keadilan dan kebenaran akan bergaung kembali serta dapat mengguncangkan suatu sistem pemerintahan yang kuat…



“ MARI SOBAT- SOBAT KEMBALIKAN KEJAYAAN KITA UNTUK MENBUAT SEJARAH BARU DI GENERASI KITA INI”

Rabu, 07 April 2010

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, perawat merupakan segmen profesi terbesar dalam bidang kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa sekarang ada lebihdari 9 juta perawat dan bidan di 141 negara. The Atlantic Monthly menyatakan bahwa "keperawatan merupakan perpaduan dari perhatian, pengetahuan dan keterandalan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup pasien". (Sri Inawati, 2006)Perawat, sebagai kekuatan pembaruan, mempunyai kans besar untuk memastikan kesehatan masyarakat dapat tercapai. Mengenai ini, bahkan pernah ditegaskan oleh Hafdan Mahler, Direktur Jenderal WHO, tahun 1985. Proporsi tenaga keperawatan Indonesia sebesar 54 persen menggambarkan kekuatan yang mampu memberikan daya ungkit mengurangi angka kematian ibu dan anak, meretas masalah kurang gizi, mencegah penyebaran penyakit menular, meningkatkan kesehatan lingkungan, dan menjaga individu tetap hidup sehat secara optimal. (Bernadethe Marheni Luan, 2008)
Salah satu masalah kesehatan yang sering muncul di komunitas adalah gizi buruk pada anak. Data UNICEF tahun 2006 menunjukkan, penderita gizi buruk pada anak meningkat jumlahnya.Dari 1,8 juta jiwa pada tahun 2005 meningkat menjadi 2,3 juta jiwa pada tahun 2006. Ini menggambarkan bahwa tingkat kehidupan masyarakat saat ini masih di bawah garis kemiskinan. (Nurhamidah, 2008)
Berbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gizi yang jelek. Risiko meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gizi anak yang jelek. (Republika, 4 April 2007)Banyak sekali upaya yang berusaha dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mengatasi masalah gizi buruk pada anak. Salah satunya adalah melalui program Desa Siaga yang ditetapkan di Puskesmas. Melalui program ini, diharapkan upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas kuratif saja, tetapi juga upaya promotif dan preventif.
Upaya untuk mengatasi masalah gizi buruk ini juga telah menjadi pemikiran bersama tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat dunia. Sebanyak 189 negara anggota PBB menandatangani Deklarasi Millenium (Millenium Development Goals) pada konferensi tingkat tinggi PBB bulan September 2000yang memiliki sasaran antara lain: 1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan, 2) mewujudkan pendidikan dasar bagi sesama, 3) mendorong kesetaraan jender dan pemberdayaan perempuan, 4) Menurunkan angka kematian balita, 5) meningkatkan kesehatan ibu, 6) Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya, 7) menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup, 8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan. (Anonim, 2007)
Pengurangan jumlah penderita malnutrisi menjadi salah satu target Tujuan Perkembangan Milenium (Millenium Development Goals atau MDGs). Indonesia berkomitmen untuk mengurangi hingga setidaknya tinggal 18% penduduk yang mengalami malnutrisi pada tahun 2015, di mana angka tahun ini masih 28%, sementara pelaksanaan MDGs tahun ini sudah memasuki periode sepertiga terakhir.Program perbaikan gizi masyarakat dalam beberapa tahun ini sudah masuk dalam program tugas wajib Pemerintah Daerah. (Antonius Wiwan Koban, 2008)
Salah satu sasaran dari MDGs kaiatannya pada masalah gizi buruk nampak pada poin 4 yaitu upaya menurunkan angka kematian balita. Angka kematian balita memiliki hubunganyang erat dengan masalah gizi buruk pada anak.
Melihat fenomena di atas, perawat mempunyai begitu banyak peran yang dapat dilakukan di komunitas. Kaitannya dengan kejadian gizi buruk yang hingga kini masih menjadi masalah yang belum dapat terselesaikan, maka dianggap perlu adanya upaya konkrit perawat untuk menanggulangi masalah tersebut. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah upaya pendampingan keluarga atau keluarga binaan.
Pendekatan yang digunakan dalam asuhan keperawatan komunitas adalah pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas. Strategi yang digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan, teknologi tepat guna serta pemanfaatan kebijakan pemerintah. (Mia Fatma Ekasari dkk, 2006)
Saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di rumah disebabkan karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatanyang cukup besar dibanding sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000). Sedangkan secara filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit”yang menitikberatkan pada upaya kuratif ke arah “paradigma sehat” yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas. (Bondan Palestina, 2007)
B. RUMUSAN MASALAH
Hingga saat ini masalah gizi buruk di Indonesia masih cenderung tinggi. Berbagai program kebijakan kesehatan yang dibuat oleh pemerintah seperti salah satunya pemberdayaan desa siaga, terbukti belum optimal dalam menyelesaikan persoalan gizi buruk ini. Perawat sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan yang memiliki proporsi paling besar dibanding jumlah tenaga kesehatan yang lain, dengan disertai peran dan fungsinya yang luas termasuk di bidang komunitas, memiliki kompetensi untuk turut serta memecahkan masalah gizi buruk tersebut. Melalui pendekatan keluarga binaan, perawat komunitas atau perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan, pendidik, kolaborator, fasilitator, penemu kasus, pengelolaan pelayanan, serta advokat.
Dengan melalui pendekatan keluarga,binaan perawat komunitas dapat mengimplementasikan perannya kepada masyarakat, terutama pada masalah gizi buruk yang saat ini masih banyak terjadi. Namun pada kenyataannya banyak program pemerintah yang telah disusun pada perawatan kesehatan masyarakat belum sepenuhnya teraplikasi sesuai dengan konsep ideal perawat komunitas atau perawat kesehatan masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN
Keperawatan sebagi salah satu tenaga kesehatan yang memiliki proporsi terbesar di banding tenaga kesehatan lain, merupakan peluang bagi perawat khususnya perawat komunitas untuk mengoptimalkan fungsinya dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Banyaknya masalah yang muncul di masyarakat, menuntut perawat dengan kompetensi yang dimiliki untuk berperan serta berdasarkan peran, tugas dan tanggung jawab yang dimiliki. Ruang lingkup praktek kesehatan masyarakat meliputi:
 upaya-upaya, peningkatan kesehatan (promotif),
 pencegahan (preventif),
 pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (curative),
 pemulihan kesehatan (rehabilitative), dan mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, dan kelompok-kelompok masyarakat.
Perawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai tujuan membantu masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan pencegahan terhadap penyakit melalui:
1. Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada individu, keluarga, dan kelompok dalam masyarakat, dengan strategi intervensi yaitu proses kelompok, pendidikan kesehatan serta kerjasama (partnership).
2. Memperhatikan secara langsung
A. Gizi Buruk dan Permasalahannya
Salah satu masalah kesehatan di masyarakat yang masih menunjukkan angka kejadian yang tinggi adalah masalah gizi buruk. Gizi buruk adalah keadaan gizi berdasarkan hasil penimbangan berat badan pada Kartu Menuju Sehat (KMS) berada di bawah garis merah atau berat badan (BB)/umur-3 SD standar WHO-NCHS.
Sehingga dapat diartikan bahwa, seorang anak dikatakan menderita gizi buruk jika berat badan (BB)/umur -3 SD. Sementara gizi buruk pada anak dibedakan menjadi 3, yaitu marasmus, kwashiorkor dan marasmus-kwashiorkor. Meskipun demikian, ketiganya sama-sama menjadi masalah yang penting untuk segera mendapatkan penanganan. Karena jika gizi buruk tidak teratasi maka selain mengancam kondisi anak itu sendiri, juga berpengaruh terhadap masa depan negara.
Masalah gizi buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling utama adalah kemiskinan, kemudian pendidikan, diikuti pengetahuan juga budaya kebiasaan.
a. Kemiskinan dan gizi buruk
Dari banyaknya data yang diperoleh pada dasar teori mengenai pengaruh kemiskinan terhadap gizi buruk, mengindikasikan bahwa penduduk miskin mempunyai potensi yang besar untuk mengalami gizi buruk akibat daya beli terhadap makanan bernilai gizi cukup atau tinggi masih rendah. Kemiskinan juga menyebabkan masyarakat kurang mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang adekuat dikarenakan mahalnya biaya kesehatan.
Masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan umumnya memiliki penghasilan yang sangat terbatas, sehingga untuk pemenuhan asupan gizi sangat kurang. Keterbatasan pemberian makanan cukup gizi juga sebagai dampak keterbatasan daya beli masyarakaat. Hal ini sangat berpengaruh pada tingginya angka gizi buruk dimasyarakat. Ketidakstabilan ekonomi yang diikuti kenaikan harga barang-barang kebutuhan hidup semakin membuat masyarakat miskin kesulitan mendapatkan apa yang diinginkan, baik kebutuhan fisiologis seperti sembilan bahan pokok, hingga kebutuhan untuk mempertahankan kesehatan.
b. Pengetahuan dan Gizi Buruk
Pengetahuan akan pentingnya kesehatan juga sangat kurang. Mereka sudah menganggap cukup jika menu makan hanya nasi dan kerupuk atau nasi dengan kecap. Jika pola makan seperti ini diberikan terus menerus maka gizi yang diberikan sangat kurang, akibatnya pertahanan tubuh terhadap penyakit sangat rendah, sehingga akan mudah sekali terserang penyakit yang akan mempercepat penurunan berat badan dibawah batas normal.
Kurangnya informasi dan kekurangsadaran akan pentingnya informasi pada masyarakat, juga turut berperan. Kesibukan kerja menyebabkan orang tua kurang cukup waktu untuk mencari informasi.
c. Tingkat Pendidikan dan Gizi Buruk

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranannya dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Redja Mudyaharjo, 2001).
Tingkat pendidikan yang rendah biasanya akan berbanding lurus terhadap tingginya angka gizi buruk di masyarakat, hal ini dikarenakan biasanya dengan tingkat pendidikan yang rendah maka pengetahuan seseorang pun akan rendah, tapi hal ini tidaklah mutlak.
d. Kebiasaan hidup, kebudayaan dan Gizi Buruk
Kebiasaan, mitos, adat istiadat masyarakat tertentu yang tidak benar dalam pemberian makan, akan sangat merugikan anak. Misal kebiasaan memberi minm bayi hanya dengan air putih, memberikan makanan padat teralu dini, berpantangan pada makanan tertentu (misal tidak memberi makan daging, telur, santan dan lain-lain), hal ini menghilangkan kesempatan anak untuk mendapatkan asupan lemak, protein maupun kalori yang cukup.
Dalam pemberian asupan makanan, kebiasaan yang kurang sehat juga akan mempengaruhi tingginya angka gizi buruk di masyarakat, hal ini dikarenakan kebiasaan yang tidak sehat menyebabkan sangat rentannya kondisi tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang mengakibatkan turunnya berat badan seseorang secara drastis. Budaya-budaya tertentu seperti patriarkhi yang lebih mengutamakan anak laki-laki dalam pemenuhan kebutuhan gizi juga turut berperan sebagai penyebab gizi nuruk pada anak.
B. Identifikasi Penerapan Program Keluarga Binaan dalam Mengatasi Masalah Gizi Buruk pada Anak
Keperawatan berada dalam satu arus paradigma sehat Visi Indonesia Sehat tahun 2010, yang menempatkan aspek promosi dan preventif pada garda terdepan kebijakan dan program pembangunan bidang kesehatan. Pada pelayanan tindak lanjut berbagai penyakit kronis dan resiko tinggi membutuhkan perawatan yang berkesinambungan, oleh karena keterbatasan puskesmas dalam melaksanakan perawatan kesehatan secara tuntas memerlukan keterlibatan keluarga. Disamping itu pelayanan perawatan kesehatan masyarakat juga memiliki peranan sangat penting dalam meningkatkan dukungan psikologis dengan memberikan suport pada keluarga untuk mencegah komplikasi, sehingga keberadaan public health nursing dirasakan sangat penting. (Basirun, 2004) 2.
1. Peluang Perawat dalam Penerapan Keluarga Binaan
Dari analisa faktor penyebab terjadinya gizi buruk diatas, banyak peluang yang dapat menjadi dasar mengapa diperlukannya penerapan keluarga binaan pada keluarga dengan anak yang mengalami gizi buruk. Peluang tersebut adalah :
a. Kekurangpahaman masyarakat akan kesehatan
Anggota keluarga yang miskin cenderung lebih mengutamakan pekerjaanya, dari pada mendatangi tempat pelayanan kesehatan, apalagi jika penyakit anak tidak begitu parah. Peran perawat pada keluarga binaan adalah sebagai pemberi pendidikan kesehatan bagi keluarga secara intensif dengan mendatangi langsung ke rumah keluarga.
b. Jangkauan tempat layanan
Tempat layanan kesehatan yang jauh dari rumah, menyebabkan masyarakat enggan untuk mendatangi, selain alasan biaya untuk naik kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi, pertimbangan waktu untuk bekerja yang terbuang menjadi alasan tersendiri. Dengan model keluarga binaan, keluarga tetap dapat merasakan pelayanan kesehatan meskipun di rumah masing-masing.
c. Informasi
Mereka yang berpendidikan rendah, tidak jarang juga masyarakat miskin yang buta aksara, merupakan keterbatasan yang dapat menyebabkan kurangnya informasi yang mereka dapat. Bisa karena kurang sumber informasi, ketidakingintahuan atau kekurangfahaman untuk mendapat informasi.
Informasi kesehatan terbaru jarang yang sampai ke pelosok-pelosok desa, kalaupun sampai, karena keterbatasan tingkat pendidikan yang diikuti keterbatasan kognitif akibatnya informasi yang diterimapun tidak semuanya dapat terserap dan dipahami dengan baik apalagi untuk diaplikasikan. Sehingga perlu adanya pendampingan dan pembinaan intensif kepada keluarga.
Pada konteks ini, keperawatan komunitas merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sifat asuhan yang diberikan adalah umum dan menyeluruh dan diberikan secara terus menerus, melalui kerjasama dengan salah satu fokus pemberian asuhan yaitu kepada keluarga.
Mengingat peran perawat komunitas juga ditujukan kepada keluarga, maka dengan melihat fenomena yang tampak di atas, perlu dilakukan sebuah pendekatan yang langsung menyentuh kepada subjek utama, yaitu keluarga. Konkritnya adalah dengan upaya pendampingan pada keluarga binaan.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan. Pertama, keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat. Kedua, keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri. Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan dipengaruhi keluarga. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota keluarga. Ketiga, masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan. Penyakit pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut. Peran dari anggota-anggota keluarga akan mengalami perubahan, bila salah satu angota menderita sakit. Disisi lain status kesehatan dari klien juga sebagian akan ditentukan oleh kondisi keluarganya.

2. Peran Perawat pada Program keluarga Binaan
Banyak sekali peran perawat yang dapat diterapkan dalam menghadapi masalah kesehatan komunitas. Mengenai masalah gizi buruk, peranan perawat komunitas dapat diwujudkan melalui penerapan program keluarga binaan. Meskipun banyak sekali peranan yang dapat dilakukan, ada 4 peranan utama yang dapat difokuskan pada program keluarga binaan, yaitu :
a. Sebagai pemberi layanan keperawatan
Peranan utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah sebagai pelaksana asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan / keperawatan apakah itu di rumah, di sekolah, puskesmas, panti, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhannya. (Effendy, 1998).
Pada program keluarga binaan, perawat dapat dengan intensif mendatangi rumah keluarga rsiko tinggi gizi buruk pada anak, dengan sebelumnya telah dilakukan penjaringan terhadap keluarga yang benar-benar resiko tinggi mengalami gizi buruk dan selanjutnya dilakukan pendampingan secara intensif terutama bagi keluarga resiko tinggi. Perawat juga dapat mengatasi masalah kesehatan seperti : hipoglikemi, dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan elektrolit, pemberian makan, pengamatan tumbuh kembang.


b. Sebagai Case Manager
Sebagai penemu kasus sekaligus pengelolanya, perawata dapat melakukan survei epidemiologi maupun penelitian mengenai kejadian yang berkaitan dengan gizi buruk yang ada dimasyarakat. Dari sini diharapkan perawat dapat menemukan solusi-solusi konkrit untuk dapat diterapkan dalam mengatasi masalah yang ada termasuk masalh gizi buruk.
Monitoring dapat dilakukan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada keluarga. Dengan keluarga binaan dapat lebih mudah untuk menemukan permasalahan karena perawat menjadi lebih dekat dengan sumber kasus, dengan interaksi bersam masyarakat akan lebih mudah mendapatkan solusi dengan melibatkan peran serta masyarakat sekaligus berupaya memandirikan masyarakat.
c. Sebagai pendidik
Perawat sebagi health educator berperan memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas maupun masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. (Effendy, 1998)
Promosi Kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan serta pengembangan lingkungan sehat. Promosi Kesehatan “menggarap” aspek perilaku, yaitu untuk memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Dalam Promosi Kesehatan, individu dan masyarakat bukan menjadi objek (sasaran) melainkan sebagai subjek (pelaku).
d. Sebagai advokat

Walaupun istilah advokasi mempunyai banyak definisi, dua definisi di bawah ini mengandung konsep-konsep utama advokasi hak asasi manusia (hak masyarakat) yang esensial. Pengertian pertama, advokasi sebagai segala aktivitas yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran publik di antara para pengambil-keputusan dan khalayak umum atas sebuah masalah atau kelompok masalah, dalam rangka menghasilkan berbagai perubahan kebijakan dan perbaikan situasi (Black, 2002, hal.11). Pengertian kedua, advokasi keadilan sosial, yaitu upaya pencapaian hasil-hasil yang berpengaruh – meliputi kebijakan-publik dan keputusan-keputusan alokasi sumber daya dalam sistem dan institusi politik, ekonomi, dan sosial – yang mempengaruhi kehidupan banyak orang secara langsung (Cohen et al., 2001, hal. 8).
Dalam proses advokasi, profesional kesehatan melibatkan klien dalam menetapkan hubungan jiwa dan raga yang dapat menyelaraskan subyektifitas ekstrem dengan obyektifitas. Advokasi bertujuan meningkatkan dan mengekspresikan otonomi klien melalui penciptaan wacana kesehatan relasional klien-profesional. (Effendy, 1998)
Pendekatan advokasi memberikan keleluasaan kepada praktisi untuk terikat dengan suatu komunitas sebagai mitra tertentu, bukan sebagai kelompok abstrak dan bertindak atas dasar kepercayaan bahwa seseorang benar-benar ahli dalam bidang keperawatan komunitas itu sendiri. (Effendy, 1998)
Yang dapat dilakukan oleh perawat dalam pengelolaan keluarga binaan adalah dengan upaya pendampingan klien. Memutuskan bersama keluarga tentang hal apa yang akan diambil sebagai langkah. Perawat juga dapat mengawal klien untuk mendapatkan hak-haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan paripurna.
Untuk fokus dan prioritas sasaran pada keluarga binaan adalah disesuaikan dengan fokus sasaran Perkesmas yang meliputi :
a. Fokus : keluarga rawan kesehatan
b. Prioritas : keluarga rentan terhadap masalah kesehatan (gakin) dan keluarga resiko tinggi (anggota keluarga bumil, balita, lansia, menderita penyakit). (Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Ditjen Bina YanMed Depkes RI, 2003
3. Aplikasi Peran Perawat pada Program Keluarga Binaan
Berdasarkan hasil analisis mengenai peran utama perawat komunitas dalam menanggulangi masalah gizi buruk, langkah-langkah dalam pengelolaan anak dengan gizi buruk dengan system keluarga binaan sebagai berikut :
a. Pre Pembinaan Penjaringan
1. Mendata keluarga yang melahirkan hidup terutama pada keluarga miskin, dengan melakukan survey epidemiologi
2. Mendatangi rumah keluarga tersebut
3. Wawancara
4. Pengukuran antropometri dan menilai status gizi anak dengan indeks BB/U standart WHO-NCHS
Menghitung kebutuhan zat gizi berdasarkan BB
Mengkaji tanda-tanda klinis dengan fokus marasmus / kwashiorkor / marasmus-kwashiorkor
b. Pembinaan
1. Menberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga yang terpilih tentang pentingnya gizi dan pola asuh
2. Memantau secara berkala, dengan memanfaatkan buku kesehatan ibu dan anak
3. Penerapan prinsip-prinsip asuhan keperawatan pada anak dengan masalah gizi buruk :
Pemberian makanan yang mengandung protein, tinggi kalori, cairan, vitamin dan mineral ?perlu dipertimbangkan pula pemberian makanan alternatif yang sarat gizi tetapi tetap sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga
Penanganan segera penyakit penyerta, missal diare
Sebaiknya tidak memberikan makanan kecil seperti permen, cokelat dan susu menjelang wktu makan
Pada permulaan makanan jangan diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan bertahap setiap hari (makan dalam porsi kecil tetapi sering)
Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang beraneka ragam untuk meningkatkan selera makan
Anjurkan keluarga membawa anak ke Posyandu ataufasilitas kesehatan secara tratur untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak (Astuti Yuni Nursasi, 2006)
4. Memberikan motivasi kepada keluarga (orang tua) agar segera merujuk anaknya ke pusat layanan kesehatan tanpa menunggu munculnya masalah kesehatan pada anak
5. Menganjurkan keluarga terutama ibu untuk memberi ASI kepada anak sampai usia 2 tahun
6. Menganjurkan pemberian MP-ASI sesuai usia anak
7. Menganjurkan makan makanan seimbang sesuai umur dan tingkat perkembangan dan aktivitas
8. Mengatasi masalah kesehatan, missal : hipoglikemi ringan, dehidrasi, koreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian makan bergizi, pemantauan tumbuh kembang
9. Melakukan pendokumentasian
c. Tidak lanjut
1. Pelaporan kejadian gizi buruk
2. Pemulihan : monitoring lanjut ?kunjungan berkala, memotivasi keluarga (orang tua) agar segera merujuk anaknya ke pusat layanan kesehatan jika mengalami masalah kesehatan tanpa menunggu semakin parah
C. Faktor penghambat kurangnya peran perawat komunitas pada program keluarga binaan dalam mengatasi masalah gizi buruk
1. Sumber Daya Manusia
a. Perawat
Berdasarkan hasil penelitian oleh Pusgunakes tahun 2003, didapat data Jumlah tenaga Keperawatan di Indonesia dari berbagai tingkat pendidikan adalah: latar belakang pendidikan SPK : 35,673 orang. Atau 88,59 % dan latarbelakang pendidikan D3 sebanyak 4,595 orang atau 0,11 % sehingga total keseluruhan adalah 40,268 orang sedangkan yang berlatarbelakang pendidikan S1 belum terdata oleh Depkes, yang ditempatkan diseluruh Indonesia baik di palayanan, pendidikan dan lain-lain.
Dari data di atas dapat dilihat sumber daya manusia yang ada pada profesi keperawatan. Berdasarkan kualitas diketahui bahwa jumlah terbesar adalah dari perawat berlatarbelakang SPK, kedua adalah D3 dan perawat dengan latar belakang S1 adalah jumlah yang paling sedikit. Sebagaimana kita ketahui bahwa perawat professional dilaksanakan oleh perawat S1 sedangkan vakasional dilaksanakan oleh D3. Sementara perawat SPK saat ini sudah mulai diupayakan untuk di geser menjadi perawat D3 dan S1. Jumlah perawat yang tingkat pendidikannya masih rendah inilah yang menjadi salah satu penghambat dalam peran perawat komunitas pada program keluarga binaan dalam mengatasi masalah gizi buruk.
Dalam tinjauan pustaka telah kita lihat peran perawat dalam komunitas diantaranya sebagai pendidik kesehatan, pemberi pelayanan kesehatan, penemu kasus, coordinator/penghubung konselor, model pemodifikasi lingkungan, konsultan, pembaharu (change agent), manajer kasus, advokat dan peneliti.
b. Masyarakat
Faktor penghambat yang lain yaitu dari masyarakat sendiri. Karena dalam rumusan bahwa komunitas dipandang sebagai target pelayanan kesehatan sehingga diperlukan suatu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dimana individu, keluarga maupun masyarakat sebagai pelaku kegiatan upaya peningkatan kesehatan serta bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri berdasarkan azas kebersamaan dan kemandirian.
Dengan tingkat pendidikan yang rendah, maka sumber daya manusia juga rendah. Oleh sebab itu kerjasama yang melibatkan secara aktif masyarakat untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal masih sulit dilakukan/ dijalankan.
Masih jarang masyarakat yang mau turut berperan untuk menanggulangi masalah gizi buruk apalagi dalam upaya pelaksanaan keluarga binaan, untuk itu perlu adaya upaya untuk menggandeng masyarakat, baik dari tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, perusahaan swasta dan sebgainya.
2. Finansial
Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi dalam proses pembangunan di negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, adalah tidak tersedianya dana yang cukup. Saat ini Negara Indonesia masih mengalami krisis, pemerintah masih mengalami defisit pendapatan Negara, sehingga hal ini berdampak pada kurangnya dana yang diberikan untuk bidang kesehatan. Keterbatasan dana tersebut menyebabkan pemerintah tidak maksimal dalam memberikan penghargaan financial kepada para perawat, khususnya perawat komunitas. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah, penghargaan yang diperoleh oleh perawat dalam hal ini perawat komunitas yang menangani keluarga-keluarga binaan di daerah sangat kurang sekali mendapatkan perhatian, dalam hal ini penghargaan finansial sangat kurang diperhatikan oleh pemerintah. Akibatnya, perawatpun menjadi berfikir ulang untuk melaksanakan fungsinya dalam pelaksanaan keluarga binaan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari berbagai penjelasan sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Masalah gizi buruk dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang paling utama adalah kemiskinan, pendidikan, pengetahuan dan budaya kebiasaan. Factor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan sulit sekali diputus, sehingga dapat dikatakan ibarat lingkaran setan..
2. Perawat dengan perannya yang luas termasuk lahan komunitas, memiliki sebuah peran penting. Salah satunya dengan penerapan program keluarga binaan sebagai wujud aktualisasi peran perawat komunitas terhadap keluarga. Banyak sekali peran perawat yang dapat diterapkan dalam menghadapi masalah kesehatan komunitas, namun pada penanggulangan gizi buruk ini peran yang paling utama adalah sebagai pemberi layanan keperawatan, case manager, sebagai pendidik dan sebagai advokat..
3. Baik pemerintah pusat maupun daerah, telah banyak mengeluarkan program untuk kesehatan masyarakat, termasuk penaggulangan gizi buruk. Namun hingga kini angka kejadian gizi buruk masih tergolong tinggi. Salah satu penyebabnya dapat dilihat dari peran perawat komunitas yang belum maksimal, sebagai contoh adalah peran kunjungan rumah sebagai wujud pengelolaan keluarga binaan masih sangat minimal atau bahkan tidak terlaksana..
4. Keluarga binaan sudah lama dicanangkan pemerintah untuk diterapkan di komunitas, tetapi pelaksanaannya msih belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh faktor :
a. SDM perawat dan masyarakat, baik kualitas maupun kuantitas
b. Finansial, terkait dengan kebijakan pemerintah
B. SARAN
1. Bagi perawat komunitas
Perawat komunitas perlu memahami tugas secara mendalam dalam penanggulangan gizi buruk pada masyarakat, paradigma pelaksanaan peran sebagi perawat hendaknya tidak hanya berdasar pada profit oriented, tetapi juga perlunya pemahaman akan pentingnya kepedulian sosial.
2. Bagi masyarakat
Masyarakat sangat dibutuhkan kerjasamanya dalam mengurangi jumlah anak yang mengalami gizi buruk. Oleh sebab itu antusiasme masyarakat dalam penanggulangan gizi buruk sangat dibutuhkan.

3. Bagi organisasi profesi
a. Perlu menilik kembali aktualisasi peran perawat komunitas terutama pada perannya dalam keluarga binaan yang memungkinkan perawat langsung bertemu langsung dengan masalah kesehatan. Jika peran perawat komunitas pada keluarga binaan sudah optimal dengan disertai fungsi kemitraan, maka diharapkan dapat mengurangi kejadian gizi buruk di masyarakat.
b. Pengupayaan pengesahan Undang-Undang Praktek Keperawatan hendaknya segera dipercepat, agar pasien lebih terlindung dari upaya mal praktik dan perawat lebih terlindungi dari jeratan hukum karena ketidakjelasan batasan wewenang praktek keperawatan.
c. Perapian jenjang pendidikan keperawatan perlu diaplikasikan dengan tegas, agar perawat sebagai profesi lebih diakui oleh masyarakat dan sebagai bekal mengahadapi era AFTA yang memungkinkan perawat dengan kompetensi lebih tinggi dari luar negeri dapat dengan bebas memasuki suatu Negara.
4. Bagi pembuat kebijakan kesehatan
Pemerintah perlu membentuk komite penanggulangan gizi buruk yang direkomendasikan untuk dibentuk mulai dari level desa, kabupaten, propinsi dan pusat dengan anggota-anggotanya mencakup berbagai pihak dalam masyarakat yang sudah atau potensial terlibat dalam kerja penaggulangan gizi buruk, seperti : pemerintah, komunitas agama dan pemerintah yang mendukung. Melalui komite ini seluruh sumber daya yang ada bisa dipersatukan secara lebih efektif, efisien, berdampak luas dan berkelanjutan. Dalam komite ini pula dapat dirumuskan sistem penanggulangan gizi buruk yang berorientasi tidak hanya kuratif jangka pendek tetapi juga preventif jangka panjang. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah sistem evalusi yang terlaksana secara efektif dan kontinyu, diikuti anggaran kesehatan yang lebih realistis dan sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.



















DAFTAR PUSTAKA



1.http://worldnursing-petrus.blogspot.com
2.Mubarak Igbal Wahit,Skm dkk.2006.Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2.
Jakarta : Sagung seto











































MAKALAH

TENTANG
ISSUE DAN KECENDRUNGAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DALAM KELUARGA

Selasa, 23 Februari 2010


by Irga
Kelainan sindrom Down terjadi karena kelebihan jumlah kromosom pada kromosom nomor 21, yang seharusnya dua menjadi tiga. Kelainan kromosom itu bukan faktor keturunan. Kelainan bisa menyebabkan penderitanya mengalami kelainan fisik seperti kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), dan retardasi mental akibat hambatan perkembangan kecerdasan dan psikomotor. Hingga kini, penyebab kelainan jumlah kromosom itu masih belum dapat diketahui. 3, 5
Pada penderita Sindrom Down jumlah kromosom 21 tidak sepasang, tetapi 3 buah sehingga jumlah total kromosom menjadi 47. Bila bayi itu beranjak besar, maka perlu pemeriksaan IQ untuk menentukan jenis latihan sekolah yang dipilih. Pemeriksaan lain yang mungkin dibutuhkan adalah pemeriksaan jantung karena pada penderita ini sering mengalami kelainan jantung. 4

A. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Kelainan ditemukan diseluruh dunia pada semua suku bangsa. Diperkirakan angka kejadian 1,5 : 1000 kelahiran dan terdapat 10 % diantara penderita retardasi mental. 3
Menurut Biran, sejauh ini diketahui faktor usia ibu hamil mempengaruhi tingkat risiko janin mengidap SD. Usia yang berisiko adalah ibu hamil pada usia lebih dari 35 tahun. Kehamilan pada usia lebih dari 40 tahun, risikonya meningkat 10 kali lipat dibanding pada usia 35 tahun. Sel telur (ovum) semakin menua seiring pertambahan usia perempuan. 3

B. ETIOLOGI
Sindrom Down banyak dilahirkan oleh ibu berumur tua (resiko tinggi), ibu-ibu di atas 35 tahun harus waspada akan kemungkinan ini. Angka kejadian Sindrom Down meningkat jelas pada wanita yang melahirkan anak setelah berusia 35 tahun ke atas. Sel telur wanita telah dibentuk pada saat wanita tersebut masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil balik. 2
Pada saat wanita menjadi tua, kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada waktu dibuahi oleh sel telur laki-laki, sel benih ini mengalami pembelahan yang kurang sempurna. Penyebab timbulnya kelebihan kromosom 21 bisa pula karena bawaan lahir dari ibu atau bapak yang mempunyai dua buah kromosom 21, tetapi terletak tidak pada tempat yang sebenarnya, misalnya salah satu kromosom 21 tersebut menempel pada kromosom lain sehingga pada waktu pembelahan sel kromosom 21 tersebut tidak membelah dengan sempurna. 4
Faktor yang memegang peranan dalam terjadinya kelainan kromosom adalah:
1. Umur ibu : biasanya pada ibu berumur lebih dari 30 tahun, mungkin karena suatu ketidak seimbangan hormonal. Umur ayah tidak berpengaruh
2. Kelainan kehamilan
3. kelainan endokrin pada ibu : pada usia tua daopat terjadi infertilitas relative, kelainan tiroid. 2

C. PATOFISIOLOGI
Semua individu dengan sindrom down memiliki tiga salinan kromosom 21. sekitar 95% memiliki salinan kromosom 21 saja. Sekitar 1 % individu bersifat mosaic dengan beberapa sel normal. Sekitar 4 % penderita sindrom dowm mengalami translokasi pada kromosom 21. Kebanyakan translokasi yang mengakibatkan sindrom down merupakan gabungan pada sentromer antara kromosom 13, 14, 15. jika suatu translokasi berhasil diidentifikasi, pemeriksaan pada orang tua harus dilakukan untuk mengidentifikasi individu normal dengan resiko tinggi mendapatkan anak abnormal. 1

D. GEJALA KLINIS
Gejala yang biasanya merupakan keluhan utama dari orang tua adalah retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga tunagrahita), dengan IQ antara 50-70, tetapi kadang-kadang IQ bias sampai 90 terutama pada kasus-kasus yang diberi latihan. Pada bayi baru ahir, dokter akan menduga adanya Sindrom Down karena gambaran wajah yang khas, tubuhnya yang sangat lentur, biasanya otot-ototnya sangat lemas, sehingga menghambat perkembangan gerak bayi. Pada saat masih bayi tersebut sulit bagi seorang dokter untuk menentukan diagnosisnya, apalagi orang tuanya juga mempunyai mata yang sipit atau kecil. Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan kromosom dari sel darah putih.4
Anak dengan sindrom down sangat mirip satu dengan satu dengan yang lainnya,seakan akan kakak beradik. Retardasi mental sangat menonjol disamping juga terdapat retardasi jasmani. Kemampuan berfikir dapat digolongkan pada idiot dan imbesil, serta tidak akan mampu melebihi seorang anak yang berumur tujuh tahun. Mereka berbicara dengan kalimat-kalimat yang sederhana, biasanya sangat tertarik pada musik dan kelihatan sangat gembira. Wajah anak sangat khas. Kepala agak kecil dengan daerah oksipital yang mendatar. Mukanya lebar, tulang pipi tinggi, hidung pesek, mata letaknya berjauhan, serta sipit miring ke atas dan samping (seperti mongol). Iris mata menunjukkan bercak-bercak ( bronsfield spots ). Lipatan epikantus jelas sekali. Telinga agak aneh, bibir tebal, dan lidah besar, kasar dan bercelah-celah (scrotal tongue). Pertumbuhan gigi geligi sangat terganggu. 2
Kulit halus dan longgar tetapi warnanya normal. Dileher terdapat lipatan-lipatan yang berlebihan. 2
Pada jari tangan terdapat kelingking yang pendek dan membengkok ke dalam. Pada pemeriksaan radiologis sering ditemukan falang tengah dan distal rudimenter. Jarak antara jari satu dan dua, baik tangan maupun kaki agak besar. Gambaran telapak tangan tampak tidak normal, yaitu terdapat satu garis besar melintang (siniam crease ). 2
Alat kelamin biasanya kecil, otot hipotonik dan pergerakan sendi berlebihan. Kelainan jantung bawaan, seperti defek septum ventrikel sering ditemukan. 7
Penyakit infeksi terutama saluran pernafasan sering mengenai anak dengan kelainan ini. Angka kejadian leukemia tinggi. Pertumbuhan pada masa bayi kadang-kadang baik, tetapi kemudian menjadi lambat. 2

E. DIAGNOSIS
Pada bayi baru lahir, dokter akan menduga adanya Sindrom Down karena gambaran wajah yang khas, tubuhnya yang sangat lentur, biasanya otot-ototnya sangat lemas, sehingga menghambat perkembangan gerak bayi. 4
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
1. gejala klinis
2. pemeriksaan tambahan:
a. dermatoglifik
b. pemeriksaan kromosom
3. patologi anatomi.
Otak anak dengan kelainan ini biasanya lebih kecil dari normal dan makin besar anak, pertumbuhan otak makin ketinggalan. 2.6

F. DIAGNOSIS BANDING 2,5

1. Hipotiroidisme
Kadang-kadang sulit dibedakan. Secara kasar dapat dilihat dari aktifitasnya, karena anak-anak denganhipotiroidisme sangat lambat dan malas, sedangkan anak dengan sindrom down sangat aktif
2. akondroplasia
3. rakitis
4. sindrom turner
5. Penyakit trisomi
Penyakit angka kejadian kelainan Keterangan Prognosis
trisomi 21
(sindroma down 1 dari 700 bayi baru lahir kelebihan kromosom 21 perkembangan fisik & mental terganggu, ditemukan berbagai kelainan fisik biasanya bertahan sampai usia 30-40 tahun
trisomi 18
(sindroma edwards) 1 dari 3.000 bayi baru lahir kelebihan kromosom 18 kepala kecil, telinga terletak lebih rendah, celah bibir/celah langit-langit, tidak memiliki ibu jari tangan, clubfeet, diantara jari tangan terdapat selaput, kelainan jantung & kelainan saluran kemih-kelamin jarang bertahan sampai lebih dari beberapa bulan; keterbelakangan mental yg terjadi sangat berat
trisomi 13
(sindroma patau) 1 dari 5.000 bayi baru lahir kelebihan kromosom 13 kelainan otak & mata yg berat, celah bibir/celah langit-langit, kelainan jantung, kelainan saluran kemih-kelamin & kelainan bentuk telinga yg bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun, kurang dari 20%; keterbelakangan mental yg terjadi sangat berat



G. PENANGANAN
Cara medik tidak ada pengobatan pada penderita ini karena cacatnya pada sel benih yang dibawa dari dalam kandungan. Pada saat bayi baru lahir, bila diketahui adanya kelemahan otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan membantu mempercepat kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penderita ini bisa dilatih dan dididik menjadi manusia yang mandiri untuk bisa melakukan semua keperluan pribadinya sehari-hari seperti berpakaian dan buang air, walaupun kemajuannya lebih lambat dari anak biasa. 4
H. PROGNOSIS
Biasanya bertahan sampai usia 30-40 tahun. Perkembangan fisik & mental terganggu, ditemukan berbagai kelainan fisik. 5
Kemampuan berfikir dapat digolongkan pada idiot dan biasanya ditemukan kelainan jantung bawaan, seperti defek septum ventrikel yang memperburuk prognosis. 7
I. KOMPLIKASI
Kelainan bisa menyebabkan penderitanya mengalami kelainan fisik seperti kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah (hypotonia), dan retardasi mental akibat hambatan perkembangan kecerdasan dan psikomotor. 7
J. PENCEGAHAN
Deteksi dini sindrom Down dilakukan pada usia janin mulai 11 minggu (2,5 bulan) sampai 14 minggu. Dengan demikian, orangtua akan diberi kesempatan memutuskan segala hal terhadap janinnya. Jika memang kehamilan ingin diteruskan, orangtua setidaknya sudah siap secara mental. 3
Para ibu dianjurkan untuk tidak hamil setelah usia 35 tahun. Memang ini merupakan suatu problem tersendiri dengan majunya zaman yang wanita cenderung mengutamakan karier sehingga menunda perkawinan dan atau kehamilan. Sangatlah bijaksana bila informasi ini disampaikan bersama-sama oleh petugas keluarga berencana.4
Berkonsultasilah ke dokter bila seorang pernah mengalami keguguran atau melahirkan anak yang cacat karena mungkin wanita tersebut memerlukan pemeriksaan-pemeriksaan tertentu untuk mencari penyebabnya. Bila sudah terjadi kehamilan pencegahan bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah dan atau kromosom dari cairan ketuban atau ari-ari seperti telah disebutkan.4